A. Latar Belakang
Fito
berasal dari bahasa yunani yang berarti tanaman. Fitokimia merupakan
senyawa-senyawa kimia yang berasal dari tanaman yang mempunyai peranan penting
bagi kesehatan. (Anonim. 2010)
Terpenoid terdiri atas beberapa
macam senyawa, mulai dari komponen minyak atsiri, yaitu monoterpena dan
sesquiterepena yang mudah menguap (C10 dan C15), diterpena menguap, yaitu
triterpenoid dan sterol (C30), serta pigmen karotenoid (C40). Masing-masing golongan
terpenoid itu penting, baik dalam pertumbuhan dan metabolisme maupun pada
ekologi tumbuhan. Terpenoid merupakan unit isoprena (C5H8).
Terpenoid merupakan senyawa yang
kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis
diturunkan dari hidrokarbon C30 siklik yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur
siklik yang nisbi rumit, kebanyakan berupa alkohol, aldehid atau atom
karboksilat. Mereka berupa senyawa berwarna, berbentuk kristal, seringkali
bertitik leleh tinggi dan aktif optik yang umumnya sukar dicirikan karena tidak
ada kereaktifan kimianya.
Penggunaan
tumbuh-tumbuhan baik sebagai obat,bahan makanan,bumbu, kosmetik,maupun sebagai
bahan ramuan untuk upacara ritual keagamaan, telah di kenal sejak zaman kuno
seperti yang telah di temukan di dalam berbagai catatan bangsa Cina, Mesir, Mesopotamia,
Yunani dan Roma. Bahkan penemuan terbaru di Pakistan membuktikan bahwa
penggunaannya telah berlangsung selama 5000 tahun. Walaupun demikian,penghargaan
dan penilaian terhadap tumbuhan tetap dan bahkan semakin tinggi. Karena itu,usaha
untuk menguasai perdagangannya, antara lain melalui usaha monopoli yang telah
di lakukan oleh para pengusaha kaya, antara lain dengan menguasai pusat-pusat
produksi di berbagai benua, dan pengangkutan atau transpornya ke berbagai
belahan dunia (Wiryowidagdo. 2008).
Dengan
kemajuan peradaban moderen, yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang lebih cenderung menggunakan produk artifisial, pemanfaatan
produk tumbuhan sempat mengalami kemunduran beberapa saat, kecuali untuk
penggunaan dan pemanfaatan sebagai bumbu dan rempah-rempah serta kosmetika
(Wiryowidagdo. 2008).
Akan
tetapi, situasi ini berubah secara global dalam 20 tahun terakhir yang mengarah
ke perubahan penggunaan bahan alam. Sebagai konsekuensinya, perhatian terhadap
penelitian tumbuhan untuk obat sangat meluas,baik dalam bidang maupun kedalaman
penelitian, sedangkan disiplin ilmu yang terlibat tidak lagi hanya farmasi dan
kimia, melainkan juga kedokteran, farmakologi, botani, ekologi, dan sebagainya.
Selain itu, secara bersamaan berkembang juga kepentingan ekonomi yang sangat
besar dari hasil pertanian tumbuhan obat yang menyebabkan peningkatan
penelitian yang di tandai dengan meningkatnya jumlah, jenis dan mutu publikasi
(Wiryowidagdo. 2008).
Perkembangan
di bidang tumbuhan obat tersebut terjadi juga pada bahan alam lain,apalagi
dengan kemajuan di bidang teknik isolasi dan instrumentasi untuk analisis, seperti
perkembangan pesatnya kromatografi gas yang digabungkan dengan spektrofotometri
massa dan spektrofotometri inframerah, kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT),
resonasi magnetik inti (RMI), serta konsep baru lainnya. Semuanya ini merupakan
inti perkembangan kimia bahan alam yang sangat pesat yang dapat di buktikan dengan
baragamnya publikasi menyangkut berbagai jenis dan tipe senyawa baru yang di
temukan (Wiryowidagdo. 2008).
1. Untuk
mengetahui dan memahami tentang metabolisme pada senyawa terpenoid
2. Untuk
mengetahui bagaimana proses biosintesis pada senyawa terpenoid
3. Untuk
mengetahui jalur metabolisme senyawa terpenoid
4. Untuk
mengetahui kegunaan senyawa terpenoid
5. Untuk
mengetahu cara memperoleh senyawa terpenoid